Bismillahirrahmanirrahim.
Sedari siang tadi hujan masih setia memberikan kesejukan untuk bumi, menunjukkan cintanya yang telah disuratkan takdir. Sudah jadi pasangannya, jika hujan betah hadir, hawa dingin menjadi pelengkapnya. Aku hanya bisa menikmatinya dari balik jendela kamar. Dengan ditemani secangkir teh hangat dan buku baru yang baru saja mulai kubaca. Menikmati hujan dengan bercengkrama bersama buku memang menyenangkan. Tenang, yaa kamu tahu bagaimana nyamannya menyendiri saat hujan. Waktu yang kata orang sangat pas digunakan untuk tidur, mengenang sebuah kenangan, atau sekedar tidur-tiduran buka instagram. Tapi tak jarang juga kutemukan beberapa orang yang menggunakannya untuk mengupgrade potensi dirinya. Mengapa kukatakan demikian?. Karena sering kutemukan, para pujangga mendapatkan ide tulisan saat hujan, bahkan menghasilkan tulisan yang apik juga pas hujan.
Aku ingat, aku punya seorang teman. Dia seorang Pluviophile, yaa si pengagum hujan, menurutnya hujan adalah hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Baru melihat mendung saja sudah membahagiakan. Tenang, damai, itu yang dia katakan. Aku suka hujan, aku senang dengan hujan, eh tergantung situasi dan kondisi hehehe. Kadang masih sebal kalau hujan datang bukan pada waktu yang tepat, menurutku, maka dari itu tidak bisa dikatakan kalau aku seorang pluviophile. Dan satu hal yang jangan pernah ditiru, sebal dengan hujan. Tidak adil sekali, menyukainya saat diri merasa dia datang diwaktu yang pas tapi akan sebal dan bahkan sampai mencela saat dia datang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan. Mulut lolos tak mencela, tapi hati, hanya Allah yang mengetahuinya. Padahal sudah ngerti, apa itu hujan. Yaa, salah satu tanda cinta untuk semua makhluk-Nya di bumi.