Dengar Alam Bernyanyi: Kontribusi Tanpa Tapi, Demi Bumi Tetap Asri

By Claudia - 8/16/2022 06:45:00 AM

Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur | Dokpri

    Dilihat dari judul pasti sudah tau mau bahas apa. Tapi wait, jangan skip. Tulisan ini gak akan terlalu panjang dan nanti di dalam tulisan ini juga aku mau ngajak kamu buat donasi dengan cara yang gampang pake banget, dan yang jelas gak akan mengurangi jatah uang jajan bulananmu hehe, nah kan, ikutan donasi tapi gak ngeluarin uang, menarik kan, so jangan dilewatkan ya :).

    Ok, aku mau mulai dari ini, ada yang tahu tanggal 7 Agustus kemarin memperingati hari apa?? Ya, mulai tahun 2020, di tanggal 7 Agustus digunakan sebagai Hari Hutan Indonesia. Sudah sering kita dengar ya kalau "Hutan adalah paru-paru dunia" dan hutan Indonesia salah satu yang ikut kontribusi didalamnya. Pada tahun 2013 Indonesia berada di peringkat ketiga hutan terluas versi data Forest Watch Indonesia (FWI).  Dengan luasnya hutan di Indonesia dan kekayaan yang ada didalamnya, tak menjadi masalah jika julukan #HutanKitaSultan pantas disematkan.

    Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi berbagai jenis flora dan pohon-pohon besar yang andil menjadi penyumbang oksigen terbesar bagi makhluk hidup. Lebih dari itu, hutan ini juga menjadi pondasi untuk menjaga ekosistem dan menopang elemen kehidupan makhluk hidup di bumi. Peran hutan yang sangat besar menjadikan kita wajib untuk selalu menjaganya. Coba renungkan lagi, adanya hutan ini sebagai penyedia air bersih, pengendalian suhu dan kelembaban, menurunkan pencemaran udara, dan bisa juga untuk pencegahan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

    Selain info manfaat hutan diatas yang sudah pasti kita semua sering dengar, ada lagi loh yang menarik dari hutan Indonesia ini. Dilansir dari Kata Data, bahwa ragam tanaman yang ada di hutan dapat dijadikan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Sebagai contoh kandungan theopylline dalam tanaman cacao yang tumbuh di hutan dapat digunakan sebagai obat asma. Selain itu terdapat sekitar 70% tanaman yang ada di hutan memiliki zat anti kanker.

    Hutan yang ada di Indonesia tidak hanya bermanfaat sebagaimana diatas, namun juga dapat digunakan untuk kunjungan wisata. Yaa, tidak hanya luas, namun alamnya yang indah serta hutannya yang kata anak sekarang aesthetic bisa jadi peredam stres dan bisa melegakan pernafasan karena kandungan oksigen yang berlimpah.

Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf) | Kompas

    Punya hutan yang indah dan keanekaragaman yang luar biasa membuat kita bangga ya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa hutan yang jadi taman nasional dan tujuan wisata (diluar hutan yang dilindungi dan 'Hutan' itu sendiri). Hal ini ditujukan agar masyarakat Indonesia dapat mengenal lebih dekat hutan dan keanekaragaman yang ada di dalamnya. 

    Ada satu lagi info menarik tentang fakta membanggakan yang diberikan kepada #HutanKitaSultan ini. Bahwa hutan hujan tropis Sumatra menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO di tahun 2004 lalu dalam sidang ke-18 Komite Warisan Dunia di Suzhou, China. Luas hutan hujan tropis tersebut adalah 2.5 juta hektare yang meliputi Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 

    Sebagaimana yang diinfokan di laman CNN Indonesia bahwa hutan hujan tropis Sumatera menjadi kawasan lindung bagi sekitar 10.000 spesies tanaman, termasuk 17 genus endemik; lebih dari 200 spesies mamalia; dan sekitar 580 jenis burung, 21 diantaranya adalah endemik. Dari spesies mamalia, 22 diantaranya asli Asia, tidak di temukan ditempat lain, dan 15 diantaranya hanya ditemukan di Indonesia, yaitu Orangutan Sumatera. Gimana nih, dari info mengenai hutan Indonesia yang begitu luar biasa, #IndonesiaBikinBangga ya 😍.

Hutan Hujan Tropis Sumatera, Indonesia, salah satu situs warisan dunia UNESCO (IStockphoto) | CNN Indonesia

    Dengan kekayaan alam yang telah Tuhan berikan ke kita, kita juga harus jaga baik-baik. Karena sudah banyak kasus yang sering kita temui terkait dengan hutan kita ini. Sedih kan melihat berita-berita mengabarkan hal-hal yang tidak mengenakkan dari hutan kita ini. Contohnya, masih dikutip dari CNN Indonesia, hutan hujan tropis di Sumatera masuk "daftar neraka" karena dianggap telah kehilangan unsur keaslian alamnya, baik dari flora maupun faunanya. 

    Biar kita lebih sadar tentang "sebenarnya hutan kita ini lagi terancam loh", ini sedikit aku infokan mengenai keadaan hutan dan ancaman hutan Indonesia.

Kondisi dan Ancaman Hutan di Indonesia

    Bukan rahasia lagi kalau hutan Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kasus yang paling sering diberitakan adalah mengenai kebakaran hutan yang hampir terjadi setiap tahunnya. Dilansir dari Databoks, bahwa luas area kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia meningkat sepanjang tahun 2021 dibandingkan 2020. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan dan lahan yang terbakar mencapai 354.582 hektare (ha), meningkat 19,4% dibandingkan tahun 2020 diangka 296.942.

Luas Areal Kebakaran Hutan dan Lahan Indonesia (2016-2021) | Databoks - Katadata

    Menurut data diatas, jika dilihat terkait dengan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia cenderung fluktuatif. Namun secara kumulatif sejak tahun 2016 sampai dengan 2021, seluas 3,43 juta ha hutan dan lahan di Indonesia telah terbakar. Bencana kebakaran hutan dan lahan ini lah ancaman yang berulang setiap tahunnya di Indonesia. Kejadian semacam ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan kerugian ekonomi. 

    Data diatas adalah kondisi karhutla di Indonesia. Ini juga aku infokan bahwa hutan di Kalimantan contohnya, dari sekitar 74 hektar hutan yang ada di Kalimantan, di tahun 2005 hanya tersisa 71% yang tersisa. Sementara di tahun 2015 jumlahnya kembali menyusut, yaitu di angka 55%. Akibat pembakaran hutan tersebut menjadikan ancaman utama bagi habitat dan populasi hewan disana termasuk orangutan. 

    Dikutip dari Good News from Indonesia, populasi orangutan pertahun 2018 diperkirakan tinggal 30.000-40.000. Menurut Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), 16 bayi orangutan yang berada di hutan rehabilitas Nyaru, Menteng, Kalimantan Tengah mengalami masalah kesehatan akibat paparan kabut asap. 

    Selain orangutan, adanya kerusakan hutan juga akan menjadi ancaman bagi satwa lainnya. Ada harimau Sumatera, badak bercula satu, hewan yang hanya dapat ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon, gajah Sumatera, dan beberapa hewan lainnya. 

Instalasi karya Kisah Punah Kita di Artjog | Dokpri

    Miris ya kalau lihat hal-hal semacam ini terjadi. Selain ancaman diatas, sebenarnya masih banyak lagi ancaman hutan Indonesia. Adanya penggundulan untuk perkebunan kelapa sawit, industri penebangan kayu, pembuatan jalan, pelebaran pemukiman penduduk, dan industri tambang. Dan dampak nyata yang kita rasakan adalah banyaknya banjir, tanah longsor dimana-mana, selain itu juga berakibat pada keadaan alam yang tidak menentu, seperti waktu hujan dan kemarau yang sudah tidak semestinya, seperti beberapa tahun yang lalu. Semestinya waktu kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober, dan musim hujan bulan Oktober sampai dengan April. Namun seiring waktu karena adanya pemanasan global, perkiraan waktu musim tersebut berubah-ubah tanpa alasan yang jelas.

Kontribusi Kita untuk Jaga Bumi Tetap Asri

    Cukup banyak ya hal-hal yang membuat #IndonesiaBikinBangga. Namun dengan keadaan hutan Indonesia dan Indonesia seutuhnya membuat kita untuk harus lebih aktif dalam menjaga lingkungan. Karena yaa, kalau bukan kita yang mulai siapa lagi. Harus ditanamkan pada diri kita masing-masing bahwa "#UntukmuBumiku, hal sekecil apapun yang kita lakukan sangat bermanfaat untuk kontribusi jaga bumi. 

1. Menerapkan Eco Lifestyle dan Memulainya dari Rumah

    Bermula dari diri sendiri dulu, dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Misalkan dengan menerapkan eco lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan. Meminimalisasi penggunaan plastik, Membawa alat makan sendiri agar tidak menggunakan alat makan plastik, dan berusaha untuk hemat energi.


Dengan memulainya dari diri sendiri akan lebih mudah. Setelah sadar dari dalam diri, kita bisa untuk mengajak orang terdekat di sekeliling kita. Bagaimana pentingnya memulai hal sederhana ini tapi dampaknya luar biasa. Reduce, reuse, recycle sudah banyak sekali ya kalau himbauan ini. Ingat, tanamkan ke diri kita masing-masing, apa yang kita lakukan adalah #UntukmuBumiku. Oh ya, jangan lupa meminimalisasi penggunaan paper bag juga yaa. Kita bisa menggantinya dengan menggunakan totebag atau tas lain yang tidak terbuat dari kertas ataupun plastik sekali pakai. 

    Dan ada satu lagi nih yang bisa dilakukan untuk mendukung eco lifestyle-nya. Yaitu dengan menanam pohon dirumah. Selain akan menjadikan rumah lebih asri banyaknya tumbuhan juga akan membantu menyuplai oksigen yang diperlukan oleh manusia. Jadi bisa sedikit lagi mengurangi dampak negatif dari rusaknya hutan dan alam. Sederhana memang, namun bermakna.

2. Pemberian Himbauan dan Aturan Tegas Tentang Hutan

    Sebenarnya kalau dilihat dari himbauan pemerintah sudah ada yaa. Undang-undang no. 18 tahun 2013 mengenai pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. Namun masih saja banyak yang tetap menyeleweng. Meberikan pengetahuan/sosialisasi kepada masyarakat luas untuk menjaga hutan juga menjadi cara #TeamUpforImpact yang bisa dilakukan. Tidak ada salahnya juga kita ikut andil dalam lingkup yang lebih besar. Berbagi kesadaran kepada masyarakat sekitar.

Contoh Aturan dan Himbauan Bentuk Kepedulian | Dokpri

Adanya himbauan dan aturan yang sudah dibuat haruslah ditaati. Dan apabila memang ada yang tidak menaati peraturan, hukum harus diajalankan, dikarenakan masalah ini adalah masalah kita bersama dan tanggungjawab kita bersama. 

    Dilakukannya reboisasi juga hal yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Banyaknya hutan yang telah rusak bisa disiasati dengan melakukan penanaman kembali. Dengan begitu hutan kembali asri dan akan bisa meminimalisasi kerusakan alam yang lebih besar.

3. "Suarakan Lebih Keras"

    Setelah diri sendiri, masyarakat sekitar, kita bisa lebih keras lagi menyuarakan tentang pentingnaya jaga hutan, jaga alam, jaga bumi kita ini. Mulai dari melakukan kegiatan dengan tujuan demikian, dan jika ada rejeki lebih bisa ikutan donasi untuk jaga alam dan kampanye di sosial media. 


Instalasi karya Kisah Punah Kita di Artjog (Mengajak kita untuk meminta maaf ke bumi atas kelakuan kita yang telah jadi spesies penyumbang kerusakan) | Dokpri

Dengan adanya kegiatan tentang peduli lingkungan, secara tidak langsung akan mengajak oranglain berkontribusi dan sadar, yaa sekarang jamannya sosial media, pasti banyak dokumentasi yang akan menghiasi laman sosial media masing-masing. Jadi kampanye juga kan 😁.

    Dan terakhir, ini yang aku janjikan diawal, donasi yang gampang pake banget. Laleilmanino mengajak kita untuk peduli ke lingkungan lewat lagu garapannya, Dengar Alam Bernyanyi. Lagu ini telah dirilis saat peringatan hari Bumi tanggal 22 April lalu. Lagu ini easy listening banget. Laleilmanino mendapatkan inspirasi dan menuangkannya dalam bentuk lagu saat mereka mengunjungi Hutan Wisata Situ Gunung. 

    Laleilmanino menggandeng HiVi!, Sheila Dara, dan juga Chicco Jerikho dalam lagunya ini. Oh ya, lagu #DengarAlamBernyanyi ini menjadi theme song dari acara Youth 20 (Y20) 2022 loh, (Y20 adalah bagian dari Group of Twenty (G20) yang berisikan 19 negara dengan ekonomi besar di dunia dan 1 organisasi Uni Eropa). Lagu ini telah diputar di pembukaan Pra-KTT ketiga Y20 di Balikpapan dan acara puncak KTT di Bandung. Salah satu liriknya "Ingat kau yang pegang kendali", dan yaa kitalah manusia yang pegang kendali untuk menjaga alam kita sendiri ini. 


    Lalu gimana cara donasinyaa??. Yap, Dengan mendengarkan lagu ini di platform musik kesayangan kita, baik dari Spotify dan Apple Music. maka kita turut berkontribusi untuk bumi, karena sebagian royalti akan disumbangkan untuk konservasi dan restorasi hutan adat di Kalimantan, Simpang Dua Kalimantan Barat dan Sekolah Adat Arus Kualan di Simpang Hulu. 

    Gimana, menarik kan. Lagunya enak didengar, mudah dihafal, jadi penawar stres karena lagu bisa membuat mood kita jadi lebih baik, dan yang pasti bisa dari lagu #DengarAlamBernyanyi ini kita bisa ikut kontribusi untuk jaga hutan, jaga alam, jaga bumi kita. Yuk, tidak perlu ragu untuk sama-sama ikut menjaga bumi kita, karena kita yang bisa jaga dan kita yang bisa obati. Kalau bumi asri kitanya juga enak dan pasti lebih nyaman, dan tentu saja alam yang telah Tuhan titipkan, juga akan tambah lebih indah 😉.

Salah satu keindahan alam Indonesia | Dokpri

Jangan lupa jaga alam yaa 😉


Referensi:

https://travel.kompas.com/read/2021/03/22/190700827/hari-hutan-sedunia-ini-7-wisata-di-hutan-indonesia-yang-menawan?page=all

https://katadata.co.id/amp/safrezifitra/berita/6103accd9876b/pentingnya-mengenal-manfaat-hutan-bagi-kehidupan 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210723174308-269-671471/alasan-hutan-sumatera-masuk-daftar-neraka-unesco

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/12/bagaimana-hutan-indonesia-sebagai-paru-paru-dunia-di-masa-depan

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/11/luas-kebakaran-hutan-dan-lahan-ri-bertambah-19-pada-2021

  • Share:

You Might Also Like

0 comments:

Terima kasih sekali sudah sempatkan membaca sampai akhir. Aku harap ada hal baik yang kamu dapatkan. Kamu boleh cantumkan blog-mu, agar aku juga bisa mampir kesana 🤎