Peran Serta Orang Tua Dalam Mengurangi Dampak Negatif dari Bullying

By Claudia - 7/25/2022 11:19:00 PM

    Yang masih hangat-hangat dan selalu ada berita baru mengenai hal ini. Aku membaca berita ini pertama kali di laman vice.com sekitar 5 hari yang lalu, namun sampai dengan hari inipun juga masih ramai dibicarakan. Perihal bulliying yang kembali naik. Masih sangat sering ya kita mendengar berita-berita sejenis, dan tidak sedikit yang berujung ke kematian. Sepenting apa sih kita menyikapi adanya perundungan yang terjadi?. Yaa, sangat penting. 

    Menjadi orang terdekat korban perundungan menjadikanku memang lebih sensitif dengan berita semacam ini. Lalu apa sih sebenarnya bullying sendiri?. Yap, perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh individu secara berulaang kali, yang menyebabkan orang lain terluka fisik maupun psikis. Sebelumnya aku mau infokan macam-macam perundungan:


1. Physical Bullying (Perundungan Fisik) 

    Sesuai dengan namanya, untuk perundungan fisik ini adalah perilaku agresif yang dilakukan individu untuk melukai fisik korbannya. Dari perundungan fisik ini dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang. Contohnya adalah menendang, memukul, mencubit, mendorong, atau menghancurkan barang milik orang lain, dan itu dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu yang lumayan lama. 


2. Verbal Bullying (Perundungan Verbal)

    Untuk perundungan verbal ini rasa-rasanya sering sekali ya ditemukan. Perundungan verbal ini adalah intimidasi yang melibatkan kata-kata yang tidak baik, entah secara lisan maupun tertulis. Perundungan secara verbal meliputi mengejek, menghina, menggoda, memanggil nama dengan tidak pantas, dan juga ancaman. Beberapa pelaku tidak sedikit yang mengatakan "bercandaaa" atau "alah gitu aja dibawa perasaan." padahal, kita tidak pernah tahu bagaimana perasaan dari korban yang mungkin tidak nyaman dengan kalimat-kalimat menyakitkan yang kita lontarkan secara sengaja. Yang ini perlu lebih berhati-hati ya. 

    Berbeda dengan perundungan fisik yang akan terlihat jelas dampaknya, untuk perundungan verbal ini tidak akan terlihat oleh mata, karena kebanyakan luka yang diderita korban adalah luka batin yang membuatnya menjadi jauh lebih menyakitkan dan berdampak lebih buruk bagi korban.


3. Social Bullying (Perundungan Sosial)

  Perundungan sosial adalah suatu penindasan yang dilakukan secara berkelompok yang akan berdampak pada rusaknya reputasi dan hubungan seseorang. Untuk social bullying ini contohnya adalah penyebaran rumor negatif atau mempermalukan seseorang dengan berita-berita bohong. Selain itu adanya perilaku pengucilan, pengabaian dan sikap berupa pandangan yang tidak mengenakkan yang ditujukan untuk merendahkan korban.


4. Cyber bullying (Perundungan Dunia Maya)

    Sangat tidak asing ya untuk perundungan ini. Sering ditemui, mungkin pernah juga menjadi korban, atau bahkan ada juga yang tanpa sengaja menjadi pelaku. Perundungan dunia maya ini adalah perilaku intimidasi yang dilakukan menggunakan teknologi digital. Untuk contohnya seperti mengomentari sesuatu di dunia maya dengan komentar yang negatif, menjatuhkan, mengunggah gambar atau video yang tidak pantas, serta masih banyak lagi contohnya. 

    Tidak sedikit juga korban berjatuhan karena perundungan yang satu ini ya. Dan semoga kita bukan menjadi salah satu dari pelakunya. 


Prevalensi Perundungan di Indonesia (Sumber: https://www.unicef.org/)

    Dari info diatas, kita bisa lihat bahwa perundungan masih banyak terjadi. Hal inilah yang seharusnya menjadi awareness buat kita. Ada diri sendiri yang harus dilindungi, ada keluarga juga yang harus dijaga. Dari kasus perundungan yang terjadi pada siswa SD di Tasikmalaya akhir-akhir ini contohnya. Menjadi korban perundungan iyaa, dan perihal dukungan orangtua serta edukasi orangtua seputar perundungan ini yang dirasa kurang. 

    Lalu bagaimana sikap orangtua terkait dengan maraknya perundungan yang terjadi??


1. Memantau Keadaan Anak

    Memantau keadaan anak yang dimaksud disini adalah dengan aktif mengajaknya berkomunikasi. Menumbuhkan rasa percaya ke orangtua. Menanyakan bagaimana keseharian anak di sekolah. Bagaimana dengan lingkungan sekolah dan teman-teman sekolahnya, dan hal-hal lain yang bisa membantu orangtua untuk mengetahui anak di sekolah atau dilingkungan sosialnya.


2. Jeli dengan Tanda-Tanda yang Ada

    Apabila terjadi atau melihat sesuatu yang berbeda pada diri anak, sebagai orangtua harus aktif untuk memperhatikannya. Dan apabila sudah terjadi perubahan sikap pada diri anak, misalkan lebih murung, merasa takut apabila pergi ke sekolah atau lingkungan sosial lainnya, dan perubahan-perubahan lainnya, jangan tunggu untuk menanyakan apa yang sebenarnya sedang dirasakan anak. Beri kesempatan anak untuk berbicara sejujurnya apa yang dia rasakan tanpa adanya. 


3. Memberikan Apresiasi karena Berani Bicara

    Melanjutkan dari point kedua, tegaskan ke anak bahwa memberi tahukan apa yang dia rasakan ke orangtua adalah hal yang penting. Beri kepercayaan diri kepada si anak bahwa dia tidak sendirian. Jika memang anak mengalami perundungan, maka ada kita sebagai orangtua yang akan terus membantu dan melindungi dia. Jadi, berikan support juga kepada anak untuk berani terbuka kepada orangtua.


4. Arahkan Anak Menghadapi Pelaku Perundungan

    Memberikan afirmasi positif kepada anak terkait dengan keberanian yang harus dilakukan jika mengalami perundungan. Sampaikan kepada anak jika dia bisa melakukan pembelaan seperti mengatakan kepada pelaku "hentikan" atau berhenti mengejekku", dan beri keyakinan kepada anak bahwa dia berani, tidak boleh malu, dan harus percaya diri.


5. Melaporakan kepada Pihak Sekolah

    Apabila orangtua sudah mengetahui bahwa anak benar mengalami perundungan di sekolahnya, maka orangtua harus membicarakan hal ini kepada pihak sekolah untuk bersama-sama mencari solusinya. Namun yang perlu diperhatikan adalah tetap menjaga emosi, dan fokus pada tujuan dalam pelaporan ini ke pihak sekolah, yaitu agar anak dan siswa lain bisa mendapatkan keamanan saat berada di lingkungan sekolah.


Jadi inilah pentingnya peran orangtua kepada anak terkait dengan perilaku bullying yang terjadi. Peran serta orangtua dan edukasi terkait dengan perilaku bullying ini yang dapat mengantisipasi dampak lebih buruk yang akan ditimbulkan jika anak menjadi korban perundungan. 


"Hati-hati dengan apa yang kita lakukan, bisa jadi apa yang kita ucapkan dan kita tuliskan adalah hal yang bisa menyakiti oranglain."



Referensi:

https://www.vice.com/id/article/93abdp/siswa-sd-di-tasikmalaya-meninggal-akibat-depresi-usai-dibully-agar-perkosa-kucing

https://www.unicef.org/indonesia/media/5691/file/Fact%20Sheet%20Perkawinan%20Anak%20di%20Indonesia.pdf


  • Share:

You Might Also Like

0 comments:

Terima kasih sekali sudah sempatkan membaca sampai akhir. Aku harap ada hal baik yang kamu dapatkan. Kamu boleh cantumkan blog-mu, agar aku juga bisa mampir kesana 🤎