Tak terasa sudah satu pekan Ramadhan kali ini. Ramadhan selalu menjadi bulan yang dinanti yaa. Menawarkan sejuta pesona untuk mereka yang ingin mensucikan diri menuju ke kondisi yang fitri. Oh ya, sudah dapat feel-nya belum? Gimana puasanya? Apakah sudah ada sedikit perubahan dalam diri? atau bahkan timbangan sudah  mulai pindah ke kiri?. 

Pada umumnya puasa dikaitkan dengan usaha memenuhi perintah Tuhan. Namun dalam perkembangannya kita tahu kalau puasa ternyata difungsikan bermacam-macam. Diantaranya adalah untuk menjaga kesehatan fisik, meningkatkan kecantikan, atau bahkan sekarang jadi salah satu program penurunan berat badan. 

Selain dari fungsi diatas, puasa juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit psikologis. Puasa yang kita lakukan tanpa sadar akan berpengaruh juga untuk menjadikan kita lebih sehat secara mental, why?? Jadi, puasa bukan hanya sekedar bagaimana kita mampu untuk rasa haus dan lapar, melainkan bagaimana kita mampu untuk menahan diri/mengendalikan diri dari hawa nafsu kita. Dalam psikologi pengendalian diri ini juga disebut self-control. 

Dari puasa sendiri, aspek paling penting yang ingin ditanamkan adala kontrol diri. Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengarahkan, memandu, dan mengatur perilakunya dalam menghadapi berbagai stimulus, sehingga akan menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghidari hal yang tidak diinginkan. Orientasi religius intrinsik memiliki konsekuensi yang positif. Hal ini dapat dilihat dari variabel kepribadiannya, antara lain kecemasan, keyakinan irrasional, kontrol diri, depresi dan lainnya. 

Lalu hubungannya self control dengan kesehatan mental apa??

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Puasa adalah perisai. Maka barangsiapa di antara kalian sedang berpuasa, jangan berkata keji. Jika ada orang yang menyerang atau memakimu, katakanlah, 'Aku sedang berpuasa! Aku sedang berpuasa!'." (HR. Bukhari Muslim)

Kita tahu jika manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna dibandingkan makhluk lainnya, dimana dengan hal itu manusia memiliki kemampuan untuk menahan/mengendalikan diri bukan hanya dengan melibatkan akalnya saja melainkan juga afeksi/rasa, dan perilaku/motoriknya. Hal ini akan selaras dengan perwujudan dari keyakinan seseorang kepada Tuhannya saat ia melaksanakan puasa.  Seorang muslim yang dengan sadar melaksanakan puasa wajib semisal puasa Ramadhan, menunjukkan maksud hatinya untuk menyelaraskan keyakinan dengan ajaran agama. Dan dari sinilah muncul pengendalian diri yang menjadi salah satu komponen utama dalam usaha perwujudan kehidupan jiwa yang sehat. 

Kemampuan self-control ini merupakan indikator kesehatan jiwa seseorang. Orang yang sehat secara kejiwaan akan memiliki pengendalian diri yang baik, sehingga hal ini dapat menunjang terhindarinya diri dari berbagai gangguan jiwa, baik yang ringan ataupun berat. Dengan adanya self control yang baik, dapat meminimalisasi adanya berbagai reaksi patologis, baik secara kognisi, afeksi, motorik dan lingkungan sosialnya. Selain itu, seseorang akan lebih mampu dalam menjalin hubungan yang harmonis, baik dengan dirinya sendiri ataupun dengan orang lain. 

Puasa ini juga pernah diterapkan untuk terapi penyembuhan gangguan jiwa oleh Doktor Nicolayev, seorang guru besar yanng bekerja pada lembaga psikiatri Moskow. Dimana terapi yang dilakukannya itu adalah dengan meminta pasiennya melakukan puasa selama 30 hari (sebagaimana puasa yang dilakukan orang Islam) dan berhasil. Banyak pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi medis, bisa sembuh dengan berpuasa. Peneliti lainnya, Prof. Dr. Dadang Hawari, seorang guru besar psikiatri Universitas Indonesia juga menemukan bahwa gangguan jiwa seperti fobia, obsesif kompulsif, panic disorder dapat disembuhkan dengan terapi puasa.

Dari beberapa hal diatas terkihat bahwa puasa dapat digunakan untuk menyembuhkan keluhan yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan seseorang yang terganggu, dan menjadikannya lebih baik.

Nah, gak main-main kan efek dari puasa, dengan keutamaan-keutamaannya tentu saja. Masih ada waktu untuk memaksimalkan puasanya. Niatkan dan maknai dengan baik. Last but not least, semangat yaa 🤎