Benarkah Kesehatan Mental & Gangguan Mental Dipengaruhi Oleh Ke-Iman-an??

By Claudia - 3/25/2023 06:30:00 AM


     Statement masyarakat tentang orang yang mengalami gangguan mental dikaitkan dengan kurangnya iman, apakah benar demikian??. Ehmm, antara keimanan seseorang dengan kesehatan mental dan gangguan mental atau gangguan jiwa memang menarik untuk dibahas yaa. Lalu apakah benar ada hubungannya antara tingkat keimanan seseorang dengan kesehatan mental dan gangguan atau penyakit mental? Sebelumnya, kita harus tahu terlebih dahulu perihal konsep kesehatan mental secara umum dengan gangguan mental atau penyakit mental. 

Kesehatan mental adalah suatu keadaan sejahtera yang dihubungkan dengan happiness, optimism, hope, decision dan achievement. Sementara keimanan adalah kepercayaan seseorang kepada hal-hal yang dipercayainya yang berkenaan dengan agama, keyakinan, ataupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Dalam hal ini kita melihat dari kesehatan spiritual. Spiritual sendiri berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal-hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan dengan fisik dan material. Spiritualitas sendiri memiliki tiga aspek, yaitu prayer fulfillment (pengalaman ibadah), universality (universalitas) yakni sebuah keyakinan akan kesatuan kehidupan alam semesta dengan dirinya, dan connectedness (keterkaitan).

Lalu apakah hubungannya kasehatan mental/jiwa dengan keimanan seseorang??

Nah, kesehatan mental yang berdimensi religi adalah kesehatan mental yang menjadikan terwujudnya keserasian yang sesungguhnya antara fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri dengan lingkungannya yang berlandaskan keimanan serta ketakwaan.

Dalam hal ini, menjadi penting dan harus diupayakan penerapannya untuk memasukkan dimensi agama kedalam kehidupan manusia, sejalan dengan penerapan prinsip kesehatan jiwa/kesehatan mental. Dengan adanya penerapan tersebut menjadikan tolak ukur kesehatan mental dan kondisi jiwa yang sehat salah satunya adalah bebas dari gangguan/penyakit jiwa.

Faktor-Faktor Gangguan Mental

Mari kita sederhanakan. Untuk kesehatan mental, memang faktor keimanan, spiritualitas, religi, kedekatan dengan Tuhan, banyak bersyukur, berterima kasih terhadap apa yang dialami dalam hidup, bisa membuat seseorang menjadi lebih tenang, jadi lebih ikhlas dalam menghadapi segala kesulitan-kesulitan hidup. Dengan demikian, kesehatan mental orang tersebut menjadi lebih baik dan lebih terjaga.

Penjelasan diatas adalah perihal kesehatan mental. Lalu bagaimana dengan gangguan mental atau penyakit mental?? 

Hal ini tidak bisa dibalik yaa. Maksudnya adalah "orang yang mengalami gangguan atau penyakit mental berarti imannya kurang, berarti kurang bersyukur, kurang beribadah, dan harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan", nah statement dan keyakinan demikian yang tidak benar dan harus diluruskan.

Adanya gangguan atau penyakit mental yang mungkin dialami oleh seseorang disebabkan oleh multifaktor, ada faktor biologis, psikologis, dan sosial yang memengaruhi.

1. Faktor Biologis

Dari faktor biologis ini salah satunya adalah faktor genetik. Faktor keturunan/genetik ini sama halnya dengan faktor genetik penyakit fisik. Seperti asma, diabetes, jantung, atau penyakit keturunan lainnya. Penyakit jiwa/mental juga ada faktor genetik atau keturunannya.

Selain adanya faktor genetik/keturunan, ada juga faktor lain dimana terjadi gangguan pada fungsi otak, yaitu pada proses neurotransmisi di otak, atau bahan kima di otak yang kadarnya imbalance atau tidak seimbang.

2. Faktor Psikologis

Hal ini bisa terjadi karena kepribadian seseorang. Bagaimana pola asuh orang tuanya, apakah ada trauma yang dialami atau tidak, apakah ada riwayat bully atau tidak, apakah pernah mengalami kekerasan fisik, verbal, seksual, dan emosional atau tidak, serta hal-hal lain yang pernah terjadi pada dirinya semasa lalu, itu semua dapat berpengaruh.

3. Faktor Sosial

Faktor ini adalah hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sosialnya. Misal, adanya permasalahan kehidupan sehari-hari, masalah rumah tangga, masalah dengan pasangan, rekan, saudara, masalah pekerjaan, pandemic, dan sebagainya.

Nah, jika ketiga faktor diatas menumpuk menjadi satu pada diri seseorang, bisa memunculkan gangguan mental atau penyakit mental. Jadi penyakitnya atau gangguannya dapat muncul karena berbagai faktor yaa bukan karena seseorang itu kurang iman, kurang ibadah atau kurang bersyukur.

Masih bingung? masih mengelak? masih membenarkan statement yang terlanjur salah? Oke, kita analogikan begini. Sebagai contoh: Olahraga. Dengan rajin berolahraga menjadikan tubuh kita lebih sehat, lebih bugar, dan bisa juga menaikkan daya tahan tubuh. Namun misalkan ada orang yang terkena sakit (flu, diabetes, atau sakit yang lain) bukan berarti gara-gara orang itu tidak berolahraga. Jadi, keimanan adalah salah satu faktor yang dapat membantu kesehatan mental seseorang menjadi lebih baik. Tapi untuk orang yang mengalami gangguan mental, bukan berarti dia kurang iman.


 "Kata orang sakit jiwa dan gangguan jiwa/mental itu muncul karena kurang ibadah. Lalu jika ibadah dalam keadaan jiwa yang terganggu, apakah mungkin akan merasakan tenang dalam ibadah itu, apakah bisa sembuh dan apakah ibadah yang dilakukan bisa diterima?"


Jadi gitu yaa. Kalau suatu saat kebetulan ada orang atau teman yang cerita mengenai apa yang dialami dan hal itu termasuk gangguan/penyakit mental, jangan sampai kita ikut-ikutan melabeli "kurang iman", "ibadah sana, dekatkan diri sama Tuhan" dan kalimat-kalimat sejenisnya. Kalau kita tidak bisa membantu, please sarankan mereka untuk pergi ke psikolog atau psikiater. 


My Words Might Heal You,

Keep Believe and Dream Big,
Claudia .

  • Share:

You Might Also Like

0 comments:

Terima kasih sekali sudah sempatkan membaca sampai akhir. Aku harap ada hal baik yang kamu dapatkan. Kamu boleh cantumkan blog-mu, agar aku juga bisa mampir kesana 🤎