Why Personal Boundaries are Important??

By Claudia - 4/05/2023 12:39:00 AM


 Semakin dewasa sepertinya semakin sadar ya tentang "betapa pentingnya kasih batasan antara diri sendiri dengan mereka". Nyatanya memang memberikan batasan untuk diri sendiri adalah hal penting yang bisa menunjang bentuk "self care" atau "self love" kita. Batasan yang dimaksud disini adalah kita yang berhak memiliki privasi, jarak dan ruang untuk diri sendiri. Yang perlu diingat adalah, "yang paling bisa memahami kita adalah diri sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa memahami sebaik diri kita sendiri.". 

Tujuan membentuk ini adalah untuk menjaga diri kita dari hal-hal yang tidak kita sukai dan tidak kita inginkan. Selain itu dengan menetapkan batasan,nmenjadi bagian penting dari pembentukan identitas diri seseorang. Kita tidak bisa mengatur pendapat, pandangan, dan ucapan orang lain ke kita, namun kita bisa mengatur diri kita sendiri terkait dengan hal itu. Keberanian untuk memberikan batasan, jarak, dan ruang antara diri kita sendiri dengan orang lain disebut sebagai personal boundaries. Dalam psikologi sendiri, batasan ini sangat penting untuk menjaga psychological wellbeing. 

Dalam hal ini "boundary" tidak selalu berhubungan dengan orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Pada saat kita mampu membatasi diri sendiri, maka kita bisa menyadari bahwa ada beberapa hal yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab kita. Hal ini jangan diartikan negatif untuk memberi limit ke diri sendiri dan menutup kemungkinan-kemungkinan baik pada diri sendiri yaa. Sederhananya, kita bertanggung jawab atas diri sendiri, dan tidak selalu merasa bertanggung jawab atas emosi orang lain, serta tidak memiliki ekspektasi bahwa orang lain akan bertanggung jawab atas apa yang dialaminya, sebagaimana yang disampaikan Mark Manson dalam tulisannya The Guide to Strong Relationship Boundaries.

Menetapkan personal boundaries adalah kunci untuk memastikan masing-masing individu bisa saling menghargai, mendukung, dan peduli kepada sesama. Hal ini jugalah yang dapat menjadi tolak ukur self-esteem seseorang. Namun, mungkin ada yang merasa kalau membentuk personal boundaries akan sulit, hal ini terjadi karena:
  1. Belum mengenal diri sendiri,
  2. Merasa tidak memiliki hak,
  3. Kepercayaan jika menetapkan batasan akan merusak hubungan,
  4. Masih mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain,
  5. Memiliki perasaan tidak enakan ke orang lain,
  6. Tidak pernah belajar untuk memiliki batasan yang sehat.

Lalu apa sajakah bentuk dari personal boundaries yang harus kita ketahui??

  • Physical boundaries, berkaitan dengan ruang pribadi, privasi diri, dan tubuh kita. Contoh, kepada siapa kita memilih untuk bersalaman dan duduk berdekatan, memilih untuk tidak duduk disebelah orang yang merokok (bagi kamu yang tidak kuat asap rokok), dll.
  • Material boundaries, batasan yang diciptakan untuk melindungi barang milik pribadi, berkaitan dengan apa yang kita perbolehkan untuk diberikan atau dipinjamkan kepada orang lain.
  • Mental boundariesbatasan untuk melindungi kemampuan serta keyakinan kita yang meliputi pemikiran, ide, serta yang berkaitan dengan mental kita. Contohnya, berani untuk mengungkapkan ketidaknyamanan terhadap perlakuan negatif orang lain.
  • Emotional boundaries, berkaitan dengan batasan yang dibuat untuk melindungi kesejahteraan emosi. Mencegah kita untuk memberikan nasihat, menyalahkan orang lain, atau menerima disalahkan, selain itu juga menghindari hal-hal yang memicu kemarahan atau kesedihan. 
  • Sexual boundaries, batasan yang bertujuan untuk menjaga kebutuhan dan keamanan secara seksual, misalkan tidak berhubungan seksual jika belum menikah, dan menjaga tingkat kenyamanan terhadap sentuhan dan aktifitas seksual dalam ikatan pernikahan.
  • Time boundaries berkaitan dengan melindungi waktu kita. Melakukan penentuan prioritas dan pembagian waktu yang nantinya dapat membantu mencapai tujuan harian. Contoh, memutuskan untuk ijin meninggalkan atau membatalkan janji bertemu jika waktu yang telah ditetapkan bersama tidak terpenuhi. 
Memberikan batasan pada diri adalah mengubah keyakinan diri dari "saya ingin menyenangkan semua orang" menjadi "saya menghargai waktu saya dan bukan tugas saya untuk menyenangkan semua orang". 

"You can be a good person with a kind heart and still say NO." -anonymous


My words might heal you,

Keep Believe and Dream Big,
Claudia . 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments:

Terima kasih sekali sudah sempatkan membaca sampai akhir. Aku harap ada hal baik yang kamu dapatkan. Kamu boleh cantumkan blog-mu, agar aku juga bisa mampir kesana 🤎